Kegiatan rutin tersebut dikemas dengan pembacaan istighosah
dan sholawat Barzanji yang melibatkan warga setempat, dari kaula muda sampai
yang tua. Selain itu, hadir pula ketua takmir masjid Khoirul Anwar, Ustadz
Usmanul Ishaq, serta pengurus ranting NU setempat.
Selain pembacaan istighosah dan Sholawat Barzanji, di
sela-sela kesempatan tersebut, pengurus Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh
NU (LAZISNU) setempat melakukan tashorruf
atau pemberian santunan kepada anak yatim-piatu dan para duafa, serta kepada
warga yang berhak menerima lainnya.
Baca Juga : PAC Muslimat NU Kecamatan Krejengan Gelar Pra Raker
Ustadz Usmanul Ishaq dalam sambutannya menyatakan bahwa
memang ada beberapa agenda yang dilaksanakan ketika itu, “Salah satunya adalah
santunan terhadap duafa dan anak yatim oleh JPZIS-LAZISNU Desa Opo-opo 3. Insyaallah kegiatan tashorruf ini akan istiqomah diberikan di masjid bersamaan dengan rutinan remaja masjid Khoirul Anwar,”
terang beliau.
Didampingi pengurus LAZISNU setempat , santunan diberikan
oleh KH. Basith Badzali secara simbolis di depan warga Nahdliyyin Dusun Gunung Wurung.
Dalam sambutannya, ketua Tanfidziyah MWCNU yang juga
pengasuh Pondok Pesantren Subulul Ma’arif Desa Kamalkuning, Kecamatan
Krejengan, Kabupaten Probolinggo itu menjelaskan panjang lebar tentang tujuan
dan manfaat dari shodaqoh.
“Shodaqoh sama halnya dengan bertransaksi dengan Allah Swt.
Semakin kita bersunggguh-sungguh dalam transaksi, maka kita akan mendapatkan
keuntungan yang pasti dari transaksi tersebut,” jelasnya.
Lebih dari itu, KH. Basith Badzali juga menyampaikan bahwa
tujuan diadakannya gerakan Koin NU ini adalah agar bagaimana organisasi NU bisa
lebih mandiri. “Jadi bukan hanya minta-minta saja, tetapi juga memberi. Maka shodaqohnya
warga Gunung Wurung ini insyaallah juga sampai ke Papua sana,” pungkasnya.
Baca Juga : Ketua MWC NU Krejengan Berharap LAZISNU Gerakkan Kemandirian Ekonomi
Dalam kesempatan itu, beliau juga menceritakan tentang
perjuangan Almarhum Almaghfirullah KH. Hasan Sepuh, Genggong dalam
pengabdiannya di NU. Bahwa semangat KH. Hasan Sepuh dalam NU, menurut cerita KH.
Basith Badzali, dibuktikan dengan berdirinya Pimpinan Cabang NU (PCNU) Kota
Kraksaan empat tahun setelah NU berdiri pada 1926 silam.
“Jadi 1926 NU berdiri, empat tahun setelah itu, tepatnya
pada 1930, PCNU Kota Kraksaan juga berdiri. Oleh karena itu, hidupkan NU ini minimal
dengan Koin NU-nya, maka secara tidak langsung kita sudah meneruskan perjuangan
KH. Hasan Sepuh Genggong, sebab beliau adalah salah satu inisiator berdirinya
cabang NU Kota Kraksaan.” jelasnya memberi semangat kepada warga Nahdliyyin itu.
Pewarta : Khairul Umam
Foto : Affan


Posting Komentar