Krejengan - Pada tahun 2024, Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Krejengan mencita-citakan terbentuknya kampung NU di Kecamatan Krejengan.
Hal itu disampaikan oleh ketua Tanfidziah MWCNU Krejengan, KH. Basith Badzali dalam kegiatan Turba dan Halal Bihalal hari kedua di Kantor Desa Gebangan, Krejengan, Probolinggo, Ahad (11/06).
"Kami ingin di 2024, minimal satu ranting terbentuk kampung NU," tegas kiyai muda yang akrab disapa Gus Bebe itu.
Apa saja indikator yang harus dipenuhi untuk membentuk kampung NU? Gus Bebe menjelaskan ada beberapa yang harus terpenuhi, salah satunya yaitu mensyiarkan amaliah dan lambang-lambang NU di seluruh penjuru kampung.
"Salah satu indikator kampung NU adalah adanya Gerakan Dakwah, yang di dalamnya adalah mengadakan pengajian kitab Sullam Taufiq dan Safinatun Najah," jelas pengasuh Pondok Pesantren Subulul Ma'arif, Kamalkuning, Krejengan, Probolinggo tersebut.
Selain itu, lanjutnya, adanya pemasangan umbul-umbul ranting NU, Lazisnu, dan lembaga lainnya di setiap kegiatan NU.
Tidak hanya itu, tiap bulan Agustus, minimal di depan rumah pengurus NU harus terpasang bendera merah putih dan bendera NU.
"Masjid dan musholla yang ada di desa harus bersertifikat wakaf atas nama NU dan memberi plang nama NU. Tentunya juga harus memiliki kantor NU," pungkasnya.
Turba dan Halal Bihalal hari kedua ini diikuti oleh tujuh ranting, yaitu Sumberkatimoho, Kedungcaluk, Dawuhan Utara, Dawuhan Selatan, Widoro, Gebangan, dan Sokaan. Tiap ranting diwakili oleh pengurus NU, Badan Otonom, serta Lembaga.
Pewarta : Khairul Umam
Foto : Istimewa


Posting Komentar