Keterangan : Gus Dewa memberikan ceramah dalam acara Istighosah dan Tekap Koin NU Kecamatan Krejengan


 Krejengan - Pada kesempatan ceramah yang disampaikan di depan kader Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Krejengan dalam acara Istighosah dan Tekap Koin NU Bulan November di Masjid Baiturrahim, Desa Kamalkuning, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo (01/12/20), KH. Muhammad Syakur, atau yang akrab dipanggil Gus Dewa, menyampaikan pentingnya mempelajari dan mendalami suatu ilmu sebelum bertindak.


“Ilmunya dulu yang dipelajari, baru prakteknya,” himbau kiai muda yang juga merupakan pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid 2, Desa Patemon, Kecamatan Krejengan itu.


Himbauan tersebut disampaikan oleh beliau menyikapi fenomena keagamaan yang terjadi belakangan ini sehingga membuat gempar jagad media sosial, yaitu persoalan perubahan lafaz adzan yang mengakibatkan banyak pertanyaan-pertanyaan di benak umat muslim, khususnya di Indonesia.


“Punya semangat membela agama yang tinggi harus disertai dengan ilmu yang benar,” kata beliau mengomentari hal di atas.


Sementara itu, pada kesempatan yang lain, dalam chanel YouTube ‘Gus Dewa Menjawab’, dalam salah satu videonya, beliau menjelaskan bahwa adzan, dilihat dari segi fiqh, memiliki sifat tauqifi, yang berarti bahwa tidak boleh dirubah, tidak boleh ditambah dan dikurangi.



“Sekali lagi ibadah itu bersifat tauqifi, tidak bisa diubah-ubah, kecuali ada nash yang lain, yang memperbolehkan ada perubahan,” jelas beliau menutup video YouTube yang telah ditonton oleh seratus ribu lebih penonton itu.



Pewarta : Ainun Najib Afandi

Editor : Khairul Umam

Foto : TIM NAJA Media

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama