Forum rakor yang dihadiri oleh Rois Syuriah Ranting NU se
Kecamatan Krejengan itu menekankan perihal peran Rois Syuriah di tubuh NU. Seperti
yang disampaikan oleh KH. Muhammad selaku Rois Syuriah MWCNU Kecamatan
Krejengan, bahwa maju mundurnya NU tergantung para ulama.
“Siapakah mereka,” lanjut beliau, “Sesuai dengan AD/ART,
mereka adalah yang tergabung dalam (jajaran, Red.) Syuriah,”
Ibarat pesantren, kata tokoh NU Kecamatan Krejengan
tersebut, Syuriah adalah pengasuh pesantren, sedangkan tanfidziyah adalah
pengurus pesantren.
Pada kesempatan tersebut, selain KH. Muhammad sebagai Rois
Syuriah MWCNU Kecamatan Krejengan, hadir pula Rois Syuriah Pimpinan Cabang NU (PCNU)
Kota Kraksaan, KH. Wasik Hannan, jajaran Syuriah MWCNU Kecamatan Krjengan, KH.
Abdurrahman dan K. Kholilirrahman, Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Krejengan,
KH. Basizth Badzali, serta seluruh jajaran Rois Syuriah di tingkat Ranting NU
se Kecamatan Krejengan.
KH. Muhammad juga menjelaskan panjang lebar tentang apa yang
harus dilakukan oleh Rois Syuriah di tubuh NU ini, bahwa tugas dari Syuriah
yang pertama adalah sebagai penentu arah kebijakan NU.
“Jadi tidak mungkin dan tidak boleh terjadi ketika apa yang
dilakukan oleh Tanfidziyah kemudian Syuriah mengatakan tidak tahu,” jelasnya.
Selanjutnya, yang kedua tugas Syuriah adalah sebagai pemberi
petunjuk, bimbingan dan serta binaan dalam setiap kegiatan, terutama dalam
bidang amaliah keagamaan.
Kemudian yang terakhir, kata beliau, bahwa tugas Syuriah itu
melakukan pengawasan dan memberikan koreksi teguran terhadap seluruh kegiatan
di tubuh NU manakala tidak sesuai dengan AD/ART atau ajaran-ajaran Ahlussunnah
wal Jama’ah.
“Tugas syuriah adalah dapat membatalkan keputusan yang tidak
sesuai dengan kaidah atau aturan yang ada,” imbuh kiai yang berdomisili di Desa
Sumberkatimoho itu.
Baca Juga : Ketua LPBH NU Kota Kraksaan, Ingatkan Pentingnya "Character Building" bagi Pemuda
Sementara itu, KH. Wasik Hannan selaku Rois Syuriah PCNU
Kota Kraksaan dalam pengarahannya memberikan tambahan terkait dengan tugas
Syuriah di lingkungan NU. Beliau menyampaikan bahwa Syuriah juga sebagai
pendorong kepada Tanfidziyah untuk kemajuan organisasi.
“Sebagai jajaran syuriah yang menjadi penentu arah kebijakan
di organisasi NU ini bagaimana sekiranya bisa memberikan dorongan kepada Tanfidziyah,”
kata kiai pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum tersebut.
“Kalau kita (syuriah, Red.) sebagai pengendali organisasi
ini sudah mau betul-betul aktif, insyaallah Tanfidziyah ini tinggal
menjalankan,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu juga, KH. Basith Badzali selaku ketua
Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Krejengan menyampaikan apa yang dicita-citakan oleh
NU Kecamatan Krjengan ke depan. Bahwa untuk saat ini, NU Kecamatan Krejengan
tidak berkutat pada pengajian-pengajian saja, tetapi juga menekankan pada aspek
pengembangan ekonomi keummatan.
“Yang Syuriah harus tahu bahwa NU Krejengan ini akan menggerakkan
pengembangan ekonomi,” terang beliau dalam sambutannya.
Hal tersebut sudah dibuktikan dengan langkah awal seperti
yang telah berjalan di Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh NU (LAZISNU) di
lingkungan Kecamatan Krejengan. Bahkan, menurut kiai muda tersebut, Kecamatan Krejengan
di mana-mana sudah disebutkan telah menjadi pioner di Koin NU, bukan hanya di
lingkungan PCNU Kota Kraksaan, tetapi juga se Probolinggo raya, termasuk Kota
Probolinggo.
“Pemanfaatan Koin NU sudah jelas, seperti penyaluran
terhadap duafa, anak yatim, kifayah, dan lain sebagainya. Tetapi kami tidak
berhenti di Koin NU, kami ingin ada pengembangan perekonomian di wilayah
Krejengan ini,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Subulul Maarif Desa Kamalkuning
Kecamatan Krejengan itu.
Pewarta : Khairul Umam
Foto : Istimewa


Posting Komentar