Krejengan - Momentum pergantian tahun baru masehi dijadikan kesempatan oleh jajaran pengurus syuriah Nahdlatul Ulama (NU) dari tingkat Majelis Wakil Cabang (MWC) sampai Ranting di wilayah Kecamatan Krjengan untuk melakukan rapat koordinasi (Rakor) pada Jum’at siang (01/01).

Forum rakor yang dihadiri oleh Rois Syuriah Ranting NU se Kecamatan Krejengan itu menekankan perihal peran Rois Syuriah di tubuh NU. Seperti yang disampaikan oleh KH. Muhammad selaku Rois Syuriah MWCNU Kecamatan Krejengan, bahwa maju mundurnya NU tergantung para ulama.


“Siapakah mereka,” lanjut beliau, “Sesuai dengan AD/ART, mereka adalah yang tergabung dalam (jajaran, Red.) Syuriah,”


Ibarat pesantren, kata tokoh NU Kecamatan Krejengan tersebut, Syuriah adalah pengasuh pesantren, sedangkan tanfidziyah adalah pengurus pesantren.


Pada kesempatan tersebut, selain KH. Muhammad sebagai Rois Syuriah MWCNU Kecamatan Krejengan, hadir pula Rois Syuriah Pimpinan Cabang NU (PCNU) Kota Kraksaan, KH. Wasik Hannan, jajaran Syuriah MWCNU Kecamatan Krjengan, KH. Abdurrahman dan K. Kholilirrahman, Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Krejengan, KH. Basizth Badzali, serta seluruh jajaran Rois Syuriah di tingkat Ranting NU se Kecamatan Krejengan.


KH. Muhammad juga menjelaskan panjang lebar tentang apa yang harus dilakukan oleh Rois Syuriah di tubuh NU ini, bahwa tugas dari Syuriah yang pertama adalah sebagai penentu arah kebijakan NU.


“Jadi tidak mungkin dan tidak boleh terjadi ketika apa yang dilakukan oleh Tanfidziyah kemudian Syuriah mengatakan tidak tahu,” jelasnya.


Selanjutnya, yang kedua tugas Syuriah adalah sebagai pemberi petunjuk, bimbingan dan serta binaan dalam setiap kegiatan, terutama dalam bidang amaliah keagamaan.


Kemudian yang terakhir, kata beliau, bahwa tugas Syuriah itu melakukan pengawasan dan memberikan koreksi teguran terhadap seluruh kegiatan di tubuh NU manakala tidak sesuai dengan AD/ART atau ajaran-ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah.


“Tugas syuriah adalah dapat membatalkan keputusan yang tidak sesuai dengan kaidah atau aturan yang ada,” imbuh kiai yang berdomisili di Desa Sumberkatimoho itu.


Baca Juga : Ketua LPBH NU Kota Kraksaan, Ingatkan Pentingnya "Character Building" bagi Pemuda


Sementara itu, KH. Wasik Hannan selaku Rois Syuriah PCNU Kota Kraksaan dalam pengarahannya memberikan tambahan terkait dengan tugas Syuriah di lingkungan NU. Beliau menyampaikan bahwa Syuriah juga sebagai pendorong kepada Tanfidziyah untuk kemajuan organisasi.


“Sebagai jajaran syuriah yang menjadi penentu arah kebijakan di organisasi NU ini bagaimana sekiranya bisa memberikan dorongan kepada Tanfidziyah,” kata kiai pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum tersebut.


“Kalau kita (syuriah, Red.) sebagai pengendali organisasi ini sudah mau betul-betul aktif, insyaallah Tanfidziyah ini tinggal menjalankan,” imbuhnya.


Dalam kesempatan itu juga, KH. Basith Badzali selaku ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Krejengan menyampaikan apa yang dicita-citakan oleh NU Kecamatan Krjengan ke depan. Bahwa untuk saat ini, NU Kecamatan Krejengan tidak berkutat pada pengajian-pengajian saja, tetapi juga menekankan pada aspek pengembangan ekonomi keummatan.


“Yang Syuriah harus tahu bahwa NU Krejengan ini akan menggerakkan pengembangan ekonomi,” terang beliau dalam sambutannya.


Hal tersebut sudah dibuktikan dengan langkah awal seperti yang telah berjalan di Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh NU (LAZISNU) di lingkungan Kecamatan Krejengan. Bahkan, menurut kiai muda tersebut, Kecamatan Krejengan di mana-mana sudah disebutkan telah menjadi pioner di Koin NU, bukan hanya di lingkungan PCNU Kota Kraksaan, tetapi juga se Probolinggo raya, termasuk Kota Probolinggo.


“Pemanfaatan Koin NU sudah jelas, seperti penyaluran terhadap duafa, anak yatim, kifayah, dan lain sebagainya. Tetapi kami tidak berhenti di Koin NU, kami ingin ada pengembangan perekonomian di wilayah Krejengan ini,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Subulul Maarif Desa Kamalkuning Kecamatan Krejengan itu.


Pewarta : Khairul Umam

Foto : Istimewa

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama