Hal tersebut diungkapkan oleh Ustadz Sumitro dalam kegiatan
Studi Banding yang dilakukan oleh LAZISNU MWCNU Kecamatan Gending ke LAZISNU
MWCNU Kecamatan Krejengan pada Selasa sore (06/04) di Kantor Bersama MWCNU Kecamatan Krejengan.
“Tujuan kami hadir silaturahim ke MWCNU Krejengan ini
bermaksud menimba ilmu. Bagaimanapun nanti caranya, terus terang kami nanti
ingin meniru,” terangnya.
Ustadz Sumitro selaku Sekretaris MWCNU Kecamatan Gending itu,
dalam sambutannya mewakili ketua Tanfidziyah yang tidak bisa hadir, berharap mudah-mudahan
mereka bisa mengikuti jejak langkah dari MWCNU Kecamatan Krejengan, khususnya
yang berkaitan dengan LAZISNU dengan Koin NU-nya yang hingga saat ini
dibanggakan oleh warga NU.
Baca Juga : MWCNU Krejengan Ajak Pilkades Damai dan Kondusif
Menurut KH. Basith Badzali, ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan
Krejengan, LAZISNU MWCNU Kecamatan Gending ini merupakan LAZISNU ke 8 di lingkungan
Pengurus Cabang NU (PCNU) Kota Kraksaan yang melakukan studi banding ke LAZISNU
MWCNU Kecamatan Krejengan.
“Keberhasilan LAZISNU Krejengan ini belum bisa dinikmati
satu sampai dua tahun, tetapi bisa dinikmati barangkali lima tahun mendatang,”
ungkapnya di sela-sela sambutan.
Pada kesempatan itu, beliau juga menyampaikan bahwa dalam
mengelola LAZISNU di Kecamatan Krejengan ini terdapat beberapa fungsi di
dalamnya, tidak hanya sekedar mengumpulkan koin yang diperoleh dari warga
Nahdliyyin, tetapi di sana juga salah satunya terdapat fungsi dakwah.
“Koin NU ini bukanlah money
oriented, jadi harus diawali dengan niat yang baik,” tambahnya.
Tidak hanya itu, fungsi lain yang diperoleh dari Koin NU di
Krejengan diantaranya adalah menumbuhkan sinergitas antar badan otonom (Banom) di tubuh
NU, dan secara tidak langsung juga bisa mendata warga NU yang ada di lingkungan
MWCNU Kecamatan Krejengan.
“Dalam mengurus LAZISNU dibutuhkan kesabaran dan
keistiqomahan. Harus ada pengurus yang allout
untuk mengurus ini,” pungkasnya.

Posting Komentar