Kegiatan yang di inisiasi oleh Gus Bebe Ketua MWC NU Krejengan ini bertajuk Harokah Di Tengah Pandemi. Diskusi tersebut dimulai dengan pembacaan Istighosah oleh KH.Muhammad Rois Syuriah MWC NU Krejengan. Selepas istighosah masing-masing MWC NU memaparkan kondisi dan gerakan mereka di tengah Pandemi. Mulai dari kondisi Amaliah, kemandirian Lazisnu, dan bagaimana roda organisasi berjalan.
Kegiatan diskusi tersebut dipandu langsung oleh Instruktur PWNU Jawa Timur Gus Masrullah.
"Di tengah kondisi Pandemi yang seperti ini, itu yang sering muncul adalah situasi kekhawatiran, ketakutan, situasi dimana orang terbelenggu oleh psikologi yang mendera itu. Maka harus ada terobosan, harus ada gagasan bagaimana NU menyapa ummat, NU hadir di tengah keprihatinan ini" ungkap nya.
Ketua MWC NU Turen KH. Syafaat Muhammad mengatakan, regulasi Pemerintah lebih fokus pada regulasi penguatan Imun tapi barangkali belum ada regulasi penguatan Iman.
"Pendekatan rohani inilah yang tampaknya hari ini dibutuhkan, masyarakat lelah sekali dengan aturan protokol kesehatan. Gerakan Rohani inilah Perlu ada nya keseragaman."
Dari diskusi panel tersebut menghasilkan beberapa poin rekomendasi dan kesepakatan, yaitu pertama, tetap menjaga protokol kesehatan sebagai ikhtiar lahir. Kedua, membuat dan minum ramuan empon atau jamu tradisional. Ketiga, melaksanakan Do'a bersama antar MWC dan Ranting secara seragam dan serentak baik berupa pembacaan Shalawat Nariyah, Wali Kutuban, dan Burdah. Dan keempat mengingatkan dan menginstruksikan bahwa gerakan Koin sebagai niat upaya tolak Bala'.
Pertemuan ditutup dengan doa yang dibacakan oleh perwakilan dari masing-masing MWCNU.
Pewarta : Ali Imron


Posting Komentar